Ilmu terbaik adalah yang diamalkan, waktu terbaik adalah yang dioptimalkan, cinta terbaik adalah yang dihalalkan, harta terbaik adalah yang disedekahkan, dan manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Jangan hanya menghitung berapa banyak ilmu yang sudah kau pelajari, tapi hitung juga berapa banyak orang yang sudah kau beri manfaat kebaikan dari ilmu yang sudah kau pelajari.
Hadits:
تَعَلَّمُوْاالْعِلْمَ ، فّإِنَّ تَعَلُّمُهُ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ، وَتَعْلِيْمَهُ لِمَن ْ لاَ يَعْلَمُهُ صَدَقَةٌ ، وَإِنَّ الْعِلْمَ لَيَنْزِلُ بِصَاحِبِهِ فِى مَوْضِعِ الشَّرَفِ وَالرِّفْعَةِ ، وَالْعِلْمُ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ فِى الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ . (الربيع
“Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
Dari sepenggal paragraf diatas sudah bisa kita simpulkan bahwa ilmu itu bisa menjadi amalan yang tak pernah bisa terputus, tetapi juga bisa menjadi bumerang buat diri kita sendiri kalau kita salah dalam menuntut dan mengamalkan ilmu tersebut.
Bismillah, semoga perjalananku dalam menuntut ilmu kali ini selalu diberi kemudahan dan yang paling utama adalah diberi kesempatan belajar di pondok Sintesa secara penuh. Bukan hanya menuntut ilmu untuk di dunia saja tetapi juga bekal untuk di akhirat nanti, setelah aku selesai belajar di pondok Sintesa ini aku punya cita-cita ingin menjadi seorang pengusaha, ikut andil dalam membesarkan jaringan pondok Sintesa, dan juga menjadi salah satu pelopor pendidikan di Indonesia dan punya tempat belajar untuk anak-anak yang kurang mampu dan putus sekolah, agar mereka juga bisa merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya seperti apa yang di cita-citakan oleh pendiri bangsa ini yaitu “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” yang aku rasa kurang begitu maksimal dalam penerapannya, angka putus sekolah di negeri ini masih tergolong tinggi dan mencapai 1.5 juta lebih yang tidak melanjutkan sekolah karena mahalnya biaya pendidikan. Sebenarnya hal ini sudah lama aku pikirkan dan aku impikan, tapi belum bisa maksimal dalam melaksanakannya karena beberapa faktor yang kurang menunjang seperti halnya biaya untuk kelengkapan serta tempat yang nyaman untuk menunjang proses belajar mengajar.
Seperti yang sudah aku sampaikan diatas bahwasanya ilmu itu bisa menjadi amalan yang tak pernah bisa terputus, dan ilmu adalah harta yang paling berharga, dan harta yang terbaik adalah harta yang disedekahkan agar ilmu yang kita miliki tidak ikut terkubur saat kita mati nanti.
Hadits :
( إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ . ( البيهقي
“Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (al-Baihaqy)
Aku sangat mengapresiasi dan bangga atas apa yang sudah dilakukan oleh para pendiri pondok Sintesa dan Programmer ini, mereka punya semangat juang yang sangat tinggi untuk menanamkan nilai-nilai kebajikan khususnya dalam bidang ilmu agama, baru kali ini aku menemukan pondok yang memiliki visi-misi yang sangat luar biasa, yang memberikan kesempatan pada semua orang untuk belajar bersama secara cuma-cuma.
Semoga suatu saat nanti aku juga bisa seperti mereka, bisa memberikan manfaat buat orang-orang disekitarku agar ilmu yang aku dapat dari mereka tidak sia-sia.
mimpiku mimpi semua orang