Sedikit review tentang suka duka seorang pengusaha, tapi kenapa malah banyak karyawan/pegawai negeri yang lebih memilih berhenti dari pekerjaanya dan beralih profesi menjadi seorang pengusaha. Setelah aku amati, kenapa para karyawan/pegawai negeri lebih memilih untuk keluar dari pekerjaannya dan lebih memilih menjadi seorang pengusaha. Sebenarnya ada beberapa alasan kenapa mereka lebih memilih untuk menjadi pengusaha daripada menjadi karyawan/PNS, padahal kebanyakan dari mereka memiliki gaji yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun dari sekian banyak alasan yang mereka sampaikan ada tiga alasan yang mendasar kenapa mereka lebih memilih menjadi pengusaha ketimbang menjadi karyawan/PNS, dan tiga alasan tersebut adalah financial freedom, passive income, dan more time.
1. Financial freedom
Mereka memulai beralih menjadi pengusaha karena keinginan untuk terbebas dari masalah keuangan dan keterbatasan kemampuan keuangan yang seakan dibatasi oleh jumlah income bulanan yang mereka dapat. Mereka ingin bisa memiliki segala sesuatu sesuai dengan keinginan, misal ingin beli rumah bagus, kendaraan, atau baju tanpa harus menunggu saat ada diskon atau saat gajian, dan masih banyak lagi.
2. Passive income
Dengan menjadi pengusaha/memiliki bisnis mereka membayangkan akan memiliki penghasilan tanpa harus selalu bekerja untuk mendapatkannya. Mereka ingin sesuatu yang bisa mengirimkan uang secara terus menerus, memiliki pendapatan yang terus mengalir saat mereka sedang berlibur, saat mereka bepergian, atau bahkan kalau perlu saat mereka sedang tidur. 😀
3. More time
Ini dia inti dari semua alasan yang mereka sampaikan, hampir sebagian besar dari mereka kenapa lebih memilih keluar dari pekerjaannya dan beralih menjadi pengusaha. Mereka membayangkan bisa memiliki waktu yang lebih fleksibel, tidak seperti ketika masih menjadi pekerja yang sangat terikat dengan aturan-aturan dan disiplin, harus masuk sesuai jam kerja lima hari dalam seminggu atau lebih, bahkan kadang-kadang harus masuk di hari libur. Dengan menjadi pengusaha/memiliki bisnis sendiri mereka berharap bisa berlibur kapan saja, lebih punya banyak waktu buat mengantar dan menjemput anak ke sekolah, pulang kampung (buat yang perantauan), atau ingin melakukan apapun, da kapan saja tanpa harus izin sakit, izin ke ini, izin ke itu yang sangat ribet dan terkadang menjengkelkan.
Suka dan Duka Menjadi Pengusaha/Entrepreneur
Setelah mereka memutuskan untuk keluar dan menjadi pengusaha, hampir semua pengusaha yang aku jumpai dan aku tanya bagaimana rasanya terjun bebas dari karyawan/PNS menjadi seorang pengusaha? Kebanyakan dari mereka menjawab bukannya dapat tiga hal di atas tapi malah justru semakin jauh dari yang mereka harapkan sebelumnya. Bukannya Financial Freedom yang mereka dapatkan, tapi malah semakin hari semakin banyak utang yang mereka dapati, menjadi pengusaha seolah-olah tak pernah ada henti-hentinya membutuhkan tambahan modal.
Lalu bagaimana dengan Passive Income? Jangankan passive income untuk menutupi cash flow aja mereka harus kesana-kemari mencari hutang, dan mereka sudah lupa lagi bahwa mereka pernah membayangkan tentang passive income dari bisnis yang mereka jalankan, karena setiap hari mereka selalu disibukkan dengan berbagai persoalan. Tentang penjualan yang merosot sehingga mereka harus fokus untuk membenahi penjualan. Ketika masalah penjualan sudah mulai bisa mereka atasi dan mulai normal kembali, muncul masalah hutang yang semakin membengkak sehingga mengganggu cash flow.
Setelah menjadi pengusaha, bukannya More Time atau waktu lebih yang mereka dapatkan, mereka bahkan tidak bisa lagi pulang sore seperti saat mereka jadi karyawan/pegawai. Sabtu dan minggu kadang-kadang harus mengurus bisnis, otomatis waktu untuk keluarga jadi terganggu, libur jadi barang mahal bagi mereka karena harus berpikir dua kali. Ketika jadi pegawai, mereka senang kalau ada tanggal merah. Namun, setelah jadi pengusaha malah sebaliknya, suka sebal kalau tanggal merah, karena yang lain pada libur mereka tetap memikirkan pekerjaan sendirian. Karena semakin peliknya situasi, dalamnya permasalahan dan semakin kompleksnya proses bisnis yang mereka hadapi seiring dengan bertumbuhnya bisnis yang mereka jalankan, banyak pengusaha yang malah kehilangan orientasi dalam bisnisnya. Karena umumnya mereka memulai bisnisnya hanya dengan bekal semangat dan mimpi besar, dan semakin lama bisnisnya terus bertumbuh tanpa diimbangi dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam berbisnis secara memadai.
Kalau kita amati berbagai profesi yang ada dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, baik sebagai dokter, pengacara, dosen, guru, tukang kayu, tukang las, ataupun sopir, semuanya butuh bekal pengetahuan dan keterampilan. Misal pengemudi, mereka perlu pengetahuan tentang jalan, pengetahuan tentang kendaraan yang akan dibawanya, dan juga perlu keterampilan dalam mengemudi, menghadapi kemacetan, melewati tanjakan, sampai memberhentikan kendaraan dengan aman. Begitu pula dengan bisnis, kita tidak bisa membangun bisnis sesuai dengan keinginan kita tanpa pengetahuan dan keterampilan, membangun bisnis yang menjadi mesin pencetak uang, bisnis yang jalan tanpa mengharuskan kehadiran kita setiap saat, dan bisnis yang bisa mengantarkan kita meraih impian-impian kita saat pertama kali memutuskan untuk beralih menjadi pengusaha.
Your life your decission