Perjalanan hidup seseorang memang berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Sehingga perjalanan hidup itu selalu menarik untuk di bicarakan atau bahkan di share kepada teman atau khalayak umum, agar perjalanan hidup tersebut bisa dijadikan sebuah pembelajaran/motivasi untuk memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi, khususnya bagi orang itu sendiri.
Karena pada dasarnya manusia itu adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri dan pasti butuh bantuan orang lain. Dengan adanya cerita perjalanan hidup seseorang baik itu tentang sebuah keberhasilan maupun kegagalan, diharapkan kita bisa mengambil hikmah dibalik semua itu.
– Awal kisah
Tepatnya 5 tahun yang lalu, saat itu aku baru masuk salah satu SMK negeri di kotaku. Kebetulan aku ambil jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) saat masih kelas 1, alhamdulillah menjadi siswa yang lumayan pandai dengan ranking nilai teratas di semua jurusan dan aku sangat bangga akan hal itu, wajarlah secara manusiawi jika punya sesuatu yang bisa di banggakan itu rasanya sesuatu banget. 😀
Tapi setelah mau naik ke kelas 2, pergaulanku mulai mengarah ke hal-hal yang berbau negatifdan aku juga sering bikin ulah di sekolah, seperti jarang masuk, tidur di kelas, pulang lebih awal, sering membantah guru, apalagi kalau sama guru yang kurang aku sukai baik dari mata pelajarannya maupun sifatnya.
Hampir semua guru di sekolah mengenalku namun bukan lagi sebagai siswa teladan melainkan siswa yang arogan. Semakin hari semakin parah dan menjadi pelanggan tetap di ruang BK (Bimbingan Konseling) sampai-sampai diancam akan di keluarkan dari sekolah jika tak merubah sikap dan kelakuanku yang arogan. Tapi waktu itu aku gak mikir sama sekali, yang ada dalam benakku “dikeluarkan ya sudah” aku gak peduli dan aku itu merasa senang melakukannya. Kalau saja waktu itu aku rekam dan aku hitung, sudah ribuan kata yang keluar hanya untuk sekedar menasehatiku bukan hanya dari guru, orang tua, dan teman-temanku, bahkan orang yang berkompeten di bidang konseling dari luar sekolah pun juga ikut membantu menasehatiku, tapi hasilnya ya sama saja belum ada perubahan yang signifikan dalam diriku. Mungkin karena aku masih nyaman dengan duniaku saat itu, jadi mau berapapun dan siapapun orang yang menasihatiku hasilnya ya tetap sama walaupun secara logika otak ku bisa menerima dan terkadang juga sering terbayang kata-kata mereka namun dalam hatiku belum ada niatan untuk berubah sehingga antara hati dan pikiran itu belum sinkron dan belum bisa memberikan dorongan untuk berubah.
Singkat cerita sudah kelas 3 dan menjelang UNAS sedikit demi sedikit aku mulai rajin masuk dan bersikap baik kalau di sekolah, banyak komentar juga yang masuk tentang perubahan sikap ku, biasalah hidup itu misal kita yang menjalankan orang lain yang komentar dan seolah gak ada benernya. Kalau aku ya cuek saja, itu urusan mereka dan yang penting aku gak ganggu kehidupan mereka.
– Awal bekerja, sekaligus tersadar
Setelah lulus dari sekolah dengan nilai yang mengagetkan semua guru, aku mencoba melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan asing yang punya cabang di Indonesia dan alhamdulillah diterima. Selama bekerja pergaulanku malah semakin parah dan hampir tak punya kontrol atas diriku sendiri, dan begitu banyak waktu yang aku sia-sia kan untuk hal-hal yang tak bermanfaat. Perlahan-lahan hatiku mulai sadar dan aku sering bertanya pada diriku sendiri.
Apakah selamanya aku akan seperti ini! Tentunya tidak, kalau tidak apa yang harus aku lakukan? Diposisi inilah aku benar-benar bingung dan mulai termotivasi untuk berubah, merubah semua kebiasaan buruk ku, kemudian aku putuskan untuk resign dari pekerjaan dan mulai melakukan hal-hal kecil yang bisa membuatku terbiasa berbuat kebaikan, aku sering kesana kemari mencari pencerahan dan alhamdulillah dengan adanya niat baik untuk berubah aku merasa bahwa Allah telah menunjukkan kuasanya kepadaku. Seiring dengan berjalannya waktu aku dipertemukan dengan orang-orang yang bisa merubah pola pikirku yang dulu acuh tak acuh dengan kehidupan, kemudian menjadi lebih berhati-hati dalam setiap bertindak bahwasanya hidup di dunia ini hanya sementara dan tak ada yang patut kita sombongkan. Saat itu juga aku mulai belajar menjadi pengusaha, banyak usaha yang sudah aku mulai tapi gak ada yang berhasil karena disiplin manajemen yang buruk. Lumayan down juga awalnya, tapi aku yakin masih ada kesempatan untuk sukses selagi aku mau berusaha karena tak ada yang tak mungkin di dunia ini asalkan kita mempercayai akan hal itu. Singkat cerita aku dipertemukan lagi dengan seseorang yang punya backgroud hampir sama dengan diriku, bedanya sekarang dia sudah sukses dan aku banyak belajar juga darinya, dan dari dia pula aku mendapatkan informasi bahwa ada peluang untuk belajar agama sekaligus bisnis secara gratis. Kemudian aku mendaftarkan diri untuk menjadi salah satu bagian dari mereka, belajar agama dan bisnis bersama-sama, dan alhamdulillah lingkungan belajar dan cara belajar di pondok programmer dan sintesa sangat nyaman, sesuai dengan apa yang aku bayangkan untuk belajar memperbaiki diri. Semoga setelah aku selesai belajar disini aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi serta bermanfaat buat orang-orang di sekitarku, serta ikut membantu membesarkan Pondok Sintesa dan juga Pondok Programmer.
Semoga postingan ini bisa bermanfaat buat yang membaca, dan pesan ku manfaatkanlah waktumu sebaik mungkin karena waktu yang sudah terlewat tak mungkin dapat terulang lagi.